TUNTUTLAH ILLMU SAMPAI AHKIR HAYAT ( LIANG LAHAD )
Artinya : “Tuntutlah ilmu sejak dari buaian hingga liang lahat”
Hadis ini tidak jarang kita dengar dalam ceramah atau kita jumpai ketika membaca buku-buku agama. Apakah hadis tersebut adalah hadis shohih sehingga dapat diyakini sebagai perkataan Rasulullah SAW?
Ternyata, setelah dikaji TIDAK ADA satu kitab hadis pun yang mencantumkan hadis tersebut, baik kitab hadis induk yang disebut “al-kutub al-sittah”–yaitu 6 kitab yang menghimpun hadis-hadis Rasulullah yang terdiri dari Shohih Bukhari dan Muslim, Sunan Abi Dawud, At-Tirmidzi, Ibnu Majah dan Nasa’i–maupun “al-kutub at-tis’ah”–yaitu 9 kitab induk hadis yang terdiri dari al-kutub as-sittah ditambah al-Muwatho Imam Malik, Musnad Imam Ahmad dan Sunan Ad-Darimy.
Bahkan, bukan hanya di kitab-kitab hadis induk. Ungkapan yang diklaim sebagai hadis Nabi di atas sama sekali tidak terdapat pula dalam puluhan kita-kitab hadis lain yang mencakup berbagai kitab al-jawami’, kitab-kitab sunan, musnad, al-majami’, al-muwatho’, kitab-kitab al-ilal was su’alat, sampai kitab-kitab muskyilat wa ghoroibul hadis dan takhrij al-ahadits. Hal ini disimpulkan setelah dilakukan pencarian “searching” dan penelitian (takhrij) dengan bantuan Program al-Maktabah asy-Syamilah al-Ishdar 3.32.
Hadis, atau tepatnya ungkapan di atas, hanya ditemukan dalam Kitab Kasyf adz-Dzunun karya Musthofa bin Abdullah (1/52) tanpa penyebutan sanad periwayatannya. Juga Kitab Abjad al-‘ilmi tulisan Muhammad Shiddiq Hasan Khan al-Qanuji yang juga tanpa menyebutkan sanadnya dan bahkan tanpa menyatakannya sebagai hadis Nabi SAW, tapi hanya menyebut “qiila” (maknanya = “katanya atau dikatakan”) dalam bentuk shighat tamridh (bentuk pasif dalam periwayatan hadis yang digunakan oleh ahli hadis untuk mengutip riwayat yang diragukan sumber dan validitasnya).
Karena tidak adanya kitab hadis yang memuat hadis ini dengan sanad yang dapat diteliti, maka Syaikh Abdul Azis bin Abdullah bin Baz rahimahullah menilainya La ashla lahu (tidak ada sumbernya berupa sanad) (Arsip Multaqo Ahlil hadis-3, Al-Maktabah Asy-Syamilah).
Syaikh Sholih Alu Syaikh dalam ceramah berjudul “Asbab ats-Tsabat ‘ala Tholibil ‘Ilmi” menyatakan itu sebagai qaul sebagian ulama salaf. Demikian pula, Syaikh Abdurrahman al-Faqih juga menyebutkan bahwa kemungkinan teks tersebut adalah bagian dari nasehat ulama yang disebutkan untuk para penuntut ilmu dan BUKAN HADIS marfu’ (yang bisa disandarkan) kepada Nabi SAW. (Arsip Multaqo Ahlil hadis-3 Al-Maktabah Asy-Syamilah).
Kesimpulan:
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa teks di atas bukanlah hadis, kalau dinilai status hadisnya adalah hadis maudhu’ (palsu) dan tidak layak untuk diklaim sebagai hadis Nabi SAW. Oleh karena itu, kalau dianggap makna kata-kata tersebut baik untuk disampaikan kepada khalayak, dalam ceramah atau tulisan cukup kitakan sebagai kata-kata hikmah.
Sadakallah hul adzim.
Terima kasih sudah berkunjung ke blog ini
Semoga bisa bisa menambah wawasan anda
Tentang menutut ilmu
Katagori : hadis tentang menuntut ilmu

Comments
Post a Comment